21 mei 98 adalah satu momen yang menjadi sejarah bagi indonesia. Kala itu selama lebih 32 tahun berkuasa soeharto mengundurkan diri sebagai presiden RI, dan segera digantikan oleh wakilnya saat itu bj habibie yang diangkat setelahnya. Peristiwa ini tak lepas dari perjuangan para mahasiswa, lapisan masyarakat dan para cendikiawan yang pada akhirnya berbuah dengan tumbangnya pemerintahan orde baru.
Rangkaian akhir tercipta saat krisis moneter mulai menjangkiti indonesia agustus 97. Kebijakan yang diambil membuat rupiah terpuruk ke level terendah dalam sejarah rp. 2.682 per satu dollar, pada tanggal 13 agustus 97. Ketika RAPBN dicanangkan setelah sebelumnya terlebih dulu meminjam dana IMF cukup membuat nafas negeri. Tapi rancangan RAPBN dirasa tak masuk akal oleh rakyat. Kolusi pun juga menjadi salah satu sebab pemicunya.
Awal 98 kondisi semakin panas saat mahasiswa mulai menyuarakan aspirasinya dengan berdemo. Aksi-aksi mahasiswa yang dengan cepat menular dari satu kampus ke kampus lain membuat suasana makin riuh. Tuntutan mereka adalah reformasi besar-besaran.
Awal 98 kondisi semakin panas saat mahasiswa mulai menyuarakan aspirasinya dengan berdemo. Aksi-aksi mahasiswa yang dengan cepat menular dari satu kampus ke kampus lain membuat suasana makin riuh. Tuntutan mereka adalah reformasi besar-besaran.
Tanggal 23 maret 98 universitas trisakti menyerukan keprihatinan sebagai bentuk gerakan moral.
18 april 98 orasi di plaza kampus universitas trisakti oleh prof meodanton moertedjo, mimbar dilanjutkan dengan aksi turun kejalan tuk yang pertama kalinya. Rentetan mahasiswa keluar dari pintu jl. Kyai tapa. Tanpa ada insiden dan berjalan normal.
pada tanggal 4 mei 98 pemerintah mengeluarkan keputusan menaikan harga BBM aktivitas mahasiswa trisakti yang berorasi menyuarakan agar kebijakan itu dintinjau kembali hanya dilakukan didalam areal kampus.
18 april 98 orasi di plaza kampus universitas trisakti oleh prof meodanton moertedjo, mimbar dilanjutkan dengan aksi turun kejalan tuk yang pertama kalinya. Rentetan mahasiswa keluar dari pintu jl. Kyai tapa. Tanpa ada insiden dan berjalan normal.
pada tanggal 4 mei 98 pemerintah mengeluarkan keputusan menaikan harga BBM aktivitas mahasiswa trisakti yang berorasi menyuarakan agar kebijakan itu dintinjau kembali hanya dilakukan didalam areal kampus.
Hingga pada 12 mei 98 berawal dari acara yang bertemakan: berdayaan mpr/dpr dan koreksi terhadap eksekutif itu menyedot perhatian besar elemen universitas trisakti. Kurang lebih 6.000 mahasiswa serta civitas akademika ikut berpartisipasi.
Mimbar bebas dibuka pukul sepuluh, di parkir kampus A. Senat mahasiswa menyuarakan siaran pers berisi tujuh butir pernyataan, Aksi ini masih berjalan damai.
Pukul 12.30 usai berorasi mahasiswa mulai bergerak ke luar kampus masuk ke jl. S parman. Long march mahasiswa hingga gedung dpr/mpr dikawal oleh satgas senat trisakti untuk menghindari provokasi serta penyusupan. Tetapi, aksi mahasiswa dihadang oleh dua lapis aparat polisi yang lengkap dengan pentungan dan tameng. Tepat didepan gedung walikota jakarta barat. Aparat menambah pasukan yang disertakan bersama lima panser di depan markas kodim 0503 jak-bar.
Mahasiswa sempat bernego dengan aparat tuk dapat sampai hingga senayan secara damai namun aparat menolak. Suasana menunggu hasil negosiasi diwarnai mahasiswa dengan meneriakan yel-yel maupun bernyanyi lagu perjuangan. Sementara aparat lagi-lagi menambah pasukan beberapa gelombang.
Mahasiswa masih coba berusaha berdialog agar diberi izin menuju senayan, tapi sayangnya aparat tak bergeming. Muncul persetujuan bahwa mahasiswa hanya diperbolehkan bergerak hingga depan gedung walikota jakarta barat, 300 meter dari kampus. Pukul 17.00 aparat meminta mahasiswa kembali kedalam kampus. Mahasiswa setuju jika aparat sebelumnya ditarik terlebih dulu. Perlahan para mahasiswa kembali dalam kampus secara teratur.
Pukul 17.20 saat sebagian besar mahasiswa sudah berada di dalam kampus, terdengar desingan rentetan letusan senjata api. Mahasiswa yang panik, berlari dan bersembunyi ke arah kampus ataupun masuk kedalam gedung walikota. Petang itu berubah mencekam.
Aparat menembak menbabi buta, sebagian melepaskan bidikan terarah dari atas fly over ke arah kerumunan mahasiswa yang berada dibawah serta didalam kampus. Ada pula yang mengejar dan melepaskan tembakan langsung kearah mahasiswa. Sementara, aparat yang berada di pintu gerbang mengatur formasi menembak dua baris. Banyak korban luka dan meninggal yang dibawa ke rs sumber waras.
Esok harinya dikonfirmasi bahwa empat orang tewas dari universitas trisakti yaitu, elang mulia lesmana( jurusan teknik sipil&perencanaan arsitektur), hafidin a royan(jurusan teknik industri&mesin), heri hartanto(fakultas teknik industri jurusan mesin), dan hendriawan sie(fakultas ekonomi jurusan manajemen). Empat orang inilah yang sekarang dikenang sebagai pahlawan reformasi.
13 mei 98 panglima kodam jaya kala itu mengadakan jumpa pers di markas kepolisian metro jaya. Kepala kepolisian daerah metro jaya pun turut hadir dan Rektor trisakti, serta dua anggota komisi HAM.
Kalangan militer sendiri sebagaimana diungkap para petinggi ABRI sangat menyesalkan dan tidak menghendaki terjadinya peristiwa itu.
Menurut saksi mata di TKP dan rekaman video yang banyak ditayangkan di televisi, termasuk CNN perihal insiden tersebut menunjukan aksi damai yang berjalan disambut berondongan peluru aparat namun kematian empat mahasiswa trisakti tidak diakui sebagai tanggung jawab aparat keamanan manapun. Intrik saling tuduh antar sesama aparat keamanan terjadi. Gosip yang beredar penembakan dilakukan oleh pasukan lain yang "tidak dikenal". Isu ini kemudian mengarah kepada satuan aparat lain tetapi alibi kuat menyangkal segala isu yang beredar di udara kala itu. Hingga kini pun kita masih disuguhkan rona abu-abu tentang siapa yang bertanggung jawab atas peristiwa ini.
Source:
(Kesaksian para jenderal: yuddy chrisnandi. LP3ES)
(Kronologi situasi penggulingan soeharto reportase jurnalistik 72 jam yang menegangan: ecip sinansari. Mizan)
(Politik huru hara mei 1998: fadli zon. Institute for policy studies)
(Http://www.dephan.go.id.)
(Kesaksian para jenderal: yuddy chrisnandi. LP3ES)
(Kronologi situasi penggulingan soeharto reportase jurnalistik 72 jam yang menegangan: ecip sinansari. Mizan)
(Politik huru hara mei 1998: fadli zon. Institute for policy studies)
(Http://www.dephan.go.id.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pembaca yang bijak selalu meninggalkan jejak dengan berkomentar.
REGARDS