Ada
pepatah lama yang pernah saya dengar, kalau “hari esok adalah misteri”. Kata
misteri disini kadang membuat kita bimbang karena maknanya sering kali
dihubungkan dengan soal-soal seram dan membuat penasaran. Begitu juga dengan
masa depan kita hanya bisa berusaha dan berdoa, bahkan kita pun sangat tergoda
untuk mengira bagaimana wujud masa depan dengan mendatangi paranormal maupun
cenayang. Ada pula para ahli yang begitu inginnya menemukan anti materi demi
merealisasikan mesin waktu yang hanya sebatas khayalan utopis saat ini. Padahal
kita sama-sama tahu bahwa cuma pencipta semesta yang punya kuasa. Jadi inilah hal-hal
menakutkan yang datang menggangu pikiran saya ketika hendak tidur dimalam hari.
1. Menjadi Tua
Menjadi
ketua disebuah perusahaan maupun menjadi orang tua untuk anak kita pasti
diingini oleh manusia seperti saya. Tapi tidak dengan kata tua itu sendiri,
kebanyakan dari kita menjauhi kata tua seakan tidak rela bila usia produktif
direnggut diganti dengan usia pensiun. Penuaan memang terjadi atas sebab-sebab
alamiah, karena saya pun tahu bahwa proses
itu tak dapat dicegah. Mungkin bisa saja bagi saya mengecat uban menjadi hitam
atau berdandan seperti anak muda lagi, namun bukankah cara itu malah menunjukan
bahwa ketakutan saya pada penuaan semakin bertambah. Bagaimana pun caranya suka
atau tidak hari tua akan mendatangi kita setiap hari, jadi rasanya berbuat baik
dan total hari ini tidaklah berlebihan. Lagi pula itu cuma hari tua dimasa
depan bukan hari naas pada masa depan.
2. Perang Dunia
Ketiga
Di
buku-buku sejarah zaman sekolah dulu saya mulai mengenal perang dunia pertama
dan kedua. Bukan tentang kisah klasik kebaikan versus kejahatan, melainkan untuk
apa dunia berperang. Benar memang jika perang membawa kerugian yang besar baik itu
materi dan nyawa rakyat tak bersalah pun juga ikut hilang. Entah karena ledakan
bom jet tempur, mortir salah sasaran, hingga peluru nyasar. Jadi kalau memang
benar perang itu timbulkan kerugian yang teramat besar, mengapa beberapa negara
di dunia malah memperkuat dan mengembangkan persenjataannya? Agar rakyat merasa
aman kah? Aman dari ancaman siapa? Negara lain, atau alien yang akan meyerang
bumi. Bagaimana pun mengembangkan persenjataan dan menghamburkannya itu
memerlukan dana yang sama besar. Mubazir rasanya jika mesti menelan kerugian
cuma-cuma hanya untuk membiarkan jutaan produk persenjataan usang berkarat. Harus
ada satu panggung untuk meraih untung dan sales pun memberi tajuk perang dunia
ketiga melibatkan negara dunia ketiga.
3. Krisis Air
Air
merupakan salah satu kebutuhan paling mendasar dalam kehidupan. Tidak terbatas
kepada manusia saja, mahluk hidup lain pun membutuhkan air untuk kelangsungan
hidup mereka. Sebetulnya sudah banyak studi yang membahas tentang kelangkaan
air dimasa depan, salah satu penyebabnya ialah pemanasan global. Tetapi hasil
dari studi yang muncul beberapa tahun belakangan sepertinya kalah tenar
dibanding tsunami dan banjir besar yang sama-sama diusung oleh pemanasan global
sebagai penyebab. Para sineas luar negeri pun ikut serta memperluas hysteria pemanasan global sebatas pada
tsunami dan air bah saja dengan membuat film bertema sama yang memang lebih
menjual. Namun bagaimana dengan kemarau panjang, kekeringan, sampai krisis air.
Tidak terbayangkan bukan bila kita tiap hari makan tanpa minum? Apa yang harus dimakan
kalau bahan makanannya saja membutuhkan air.
4. Penurunan
Luas Hutan
Luas
daratan di bumi ini mungkin tidak seberapa dibandingkan lautan yang menghampar
lebih dari 70% mengelilingi tanah air
penduduk dunia. Lalu bagaimana dengan hutan bagian dalam daratan, dimana tempat
bernaung nyaman flora dan fauna di bumi. Hutan juga lah yang merupakan
paru-paru dunia yang mana dapat menyerap polutan karbon di udara. Kemudian
hutan kini pun menyusut hektar demi hektar luasnya banyak sebab memang, ada
yang legal sampai ilegal. Proses penghijauan dengan menanam kembali hutan
gundul bukan tidak dilakukan akan tetapi persentase timplang antara penanaman
dan pembalakan sering tak seimbang. Lantas kita pun berleha-leha menikmati
hasil hutan dengan tenang, duduk disofa empuk sambil berbincang, menulis daftar
belanja diselembar folio tipis, serta menyemprotkan minyak wangi terkenal
keseluruh badan secara lebay.
5. Depopulasi
Depopulasi
memang mempunyai hubungan langsung dengan populasi. Tetapi awalan De- yang
merupakan ungkapan lain dari peyusutan atau pengurangan inilah yang membuat
saya takjub. Bagaimana tidak bila hasil pencarian google untuk keyword
“depopulasi” tanpa tanda kutip, hampir selalu menuju pada teori pengurangan
populasi manusia. Segala mahluk hidup hakikatnya memang akan terus berkembang
biak, begitu pun manusia. Semakin bertambahnya populasi manusia yang berada
diperingkat paling atas rantai makanan. Memungkinkan dimulainya krisis pangan
beserta krisis tempat hidup diikuti daftar panjang lain yang juga tak kalah
seram. Sewaktu smp kita telah diberi pemahaman tentang rasio kematian dan
kelahiran harus seimbang. Maka kita pun mengenal istilah keluarga berencana
dalam rangka mengontrol lonjakan populasi. Kemudian bagaimana jika rupanya
populasi kita (baca: manusia) kini sudah melampaui ambang batas jumlah populasi
dunia. Depopulasi hadir tawarkan solusi bahkan lewat bakteri dan virus yang
sengaja disebar untuk menyusutkan jumlah spesies kita. Begitulah menurut para
ahli teori konspirasi, saya pun sempat bergidik ngeri. Namun satu yang pasti
jargon, banyak anak banyak rezeki akan sangat jarang kita temui.
Itulah
kompilasi hal-hal yang sering mengusik rasa penasaran saya untuk berpikir ngeri.
Lalu bagaimana dengan anda?
Source: (google)
(dari berbagai referensi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pembaca yang bijak selalu meninggalkan jejak dengan berkomentar.
REGARDS